Nara Sumber Teresia Tri Rahayu.S.Pd SD
Moderator Arofiah Afifi
Anatomi buku yang disajikan dalam modul itu sifatnya ideal. Tidak perlu harus ada semua dalam buku yang akan atau sedang bahkan telah di tulis. Sebagai penulis, kita harus siap menyesuaikan kelengkapannya, kelengkapan naskah atau isi buku.
Pengertian Anatomi Buku
Bambang Trim dalam bukunya Taktis Menyunting Buku (2009: 68) mengatakan, “Seperti halnya bagian tubuh makhluk hidup, naskah buku juga memiliki anatomi yang membuatnya layak disebut naskah buku.” jika buku diibaratkan sebuah burger, maka harus dipastikan bagian per bagiannya disusun sedemikian rupa dengan komposisi yang seimbang agar tampilannya menarik dan rasanya ciamik.
Sebuah buku umumnya terdiri atas sampul, bagian awal (preliminaries), bagian isi (text matter), dan bagian akhir (postliminaries)
Sampul buku memiliki tiga bagian, yaitu sampul depan, punggung buku, dan sampul belakang.
Bagian Awal (Preliminaries), merupakan sejumlah halaman berisi teks, yang dapat dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu:
Halaman prancis (judul utama saja) hlm. i* )
Halaman undang-undang hak cipta hlm. ii* )
Halaman judul utama (judul, subjudul, penulis, editor) hlm. iii*)
Halaman Katalog dalam terbitan (KDT) (hlm. iv*)
Persembahan (jika ada) hlm. v* )
Daft ar Isi (hlm. vii*)
Daft ar Gambar (minimal 10 Gambar) Daft ar Tabel (minimal 10 Tabel) Pengantar Penerbit (editorial note) (hlm. vii*)
Kata pengantar (hlm. ix) Prakata (preface)
Manfaat Mengetahui Anatomi Buku
Sebagai seorang penulis buku, dengan mengetahui anatomi buku, maka kita dapat mengetahui bagian mana dari buku yang harus kita tulis dan bagaimana cara menulisnya.
Buku yang baik dan menarik adalah buku yang memberi kesan kepada setiap pembaca. Kesan inilah yang juga harus dipahami oleh penulisnya. Jika ini enak, maka pasti orang lain akan tertarik membelinya lagi bahkan merekomendasikannya. Demikian juga nasib sebuah buku.
KESIMPULAN
Menjadi seorang penulis buku merupakan sebuah proses tanpa henti. Dibutuhkan niat dan usaha serta doa terbaik untuk mewujudkannya. Mengenal dan memahami anatomi sebuah buku akan membawa seorang penulis menjadi lebih dekat dengan bahan bukunya. Oleh karena itu, milikilah kemampuan untuk membedah bagian per bagian dari sebuah buku, niscaya kita akan menjadi seorang penulis buku yang handal.
Sesi tanya Jawab
Assalamualaikum Ibu saya bu Elmi dari Riau mau bertanya :
1. Apa saja yang harus kita lakukan dalam menyusun sebuah buku agar menjadi satu kesatuan.
2. Apakah ada perbedaan menulis buku dengan menulis di blog.
3. Apa saja alur yang kita perlukan dalam menulis sebuah buku
4. Bagaimana cara merancang naskah buku yang baik
5. Apa saja yang harus kita siapkan agar menjadi penulis buku yang profesional.
Demikian Ibu mohon petunjuknya terima kasih
Selamat malam, Bu Elmi. Wahh pertanyaannya panjang dan kritis sekali, Bu. Saya coba jawab ya.
1. Menurut pengalaman hal yang bisa kita lakukan tentunya adalah mulai dari menentukan tema yang akan mengikat keseluruhan isi buku. Kemudian menentukan judul yang relevan dengan tema. Setelah itu, kita susun yang disebut dengan outline buku. Nah, outline ini mksdnya seperti text matter yang ada pada penjelasan modul.
2. Tentu ada bedanya, Bu. Jika menulis di blog itu hanya berupa artikel sedangkan buku itu terdiri dari kumpulan artikel. Jadi tantangan dan kepuasannya kalau bagi saya itu sangat jauh berbeda.
3. Alur di sini sebetulnya merupakan langkah-langkah menulis buku ya, Bu. Nah, menurut saya langkah pertama adalah ibu harus memahami anatomi buku terlebih dahulu. Baru mulai mengumpulkan bahan bukunya.
4. Menurut saya caranya adalah dengan membuat outline yang jelas, Bu. Bisa mengikuti pertanyaan-pertanyaan pemandu seperti 5 W + 1 H
5. Yang pertama adalah Niat lalu Doa dan Usaha.
Demikian jawaban saya, Bu. Terima kasih untuk pertnyaannya. Semoga berkenan.
Selamat malam, Saya Sita BM 26. Mohon ijin bertanya. Tadi bunda There menyampaikan seperti ini "Point yg ingin sy garis bawahi dr materi yg ada di modul adl bhw anatomi buku yg disajikan dlm modul itu sifatnya ideal. Tidak perlu harus ada semua dlm buku yg akan atau sedang bhkn telah Bpk/Ibu tulis. Pertanyaan saya, Kalau sifatnya ideal, seharusnya justru semuanya ada dalam buku yang akan kita tulis, tetapi bunda There menyampaikan Tidak perlu harus ada semua dalam buku yang akan kita tulis. Mohon penjelasan. Terima kasih
Selamat malam, Bu Sita. Pertanyaan ini yang saya tunggu, Seperti yang saya sampaikan bahwa anatomi buku yang saya jelaskan di modul itu sifatnya ideal karena memang sangat lengkap dan sangat rinci. Bahkan saya membaca beberapa artikel dari sumber berbeda terkait dengan anatomi buku ...itu lebih sederhana. Hanya ada bagian awal, isi, dan akhir/penutup. Di sumber lain juga berbeda. Sehingga saya meramunya. Dengan tujuan, agar Bapak/Ibu mengetahui secara lebih jelas dan rinci bagian per bagian dari anatomi bukunya. Memang betul seperti yang Bu Sita sampaikan, jika ideal harusnya buku kita mengikuti anatomi tersebut. Namun, maksud saya mengingatkan bahwa tidak harus semua, karena memang perlu kita sesuaikan dengan jenis bukunya. Jika yang kita tulis bukan buku yang berdasarkan penelitian atau buku ilmiah, tentunya tidak perlu selengkap itu bagian-bagian bukunya. Apalagi jika buku kita merupakan kumpulan resume, maka menurut saya seperti indeks, glosarium, catatan kaki, tidak diperlukan.
Assalaamu’alaikum kakak moderator.
Nama Yandri Novita Sari. Dari gelombang 25.
Izin bertanya untuk narasumber kak.
1. Apa resep rahasia agar buku kita di kategorikan baik dan menarik bu? Sama halnya seperti burger yang enak tentu buku yang baik dan menarik juga ada resep rahasianya.
2. Apakah anatomi buku bagian sampul dan judul, salah satu penarik utama pada buku yang kita tulis agar di lirik dan diminati pembaca bu?
Mohon penjelasannya bu, terimakasi sebelumnya bu.
Selamat malam, Bu Yandri. Saya coba jawab yaa ...
1. Resep rahasianya saya bisikin yaa ... Hehehe. Bpk/Ibu, salah satu resep rahasia agar buku kita dikategorikan baik dan menarik bahkan lolos di penerbit mayor sehingga direkomendasikan/dijual di toko buku besar adl buku kita harus relevan dan aktual dgn kebutuhan pasar saat ini. Ini yang paling penting. Coba Bapak/Ibu menulis buku tentang Kurikulum Merdeka dan topik-topik terkait guru penggerak pasti buku Bapak/Ibu akan laku (baik) karena sedang dicari dan diminati oleh banyak orang. Menarik, tentu sj bkn hny tampilan / layoutnya saja, melainkan outline dan keseluruhan isi naskahnya juga. Caranya, ambil sudut pandang yang berbeda dengan yang sudah ada. Misalnya jika orang lain membuat burger dengan resep dan susunan yang standar, Ibu buat burger dengan kearifan lokal atau burger untuk vegetarian sehingga dagingnya diganti dengan bahan lain. Nah, modifikasi seperti ini terapkan juga pada buku kita. Walaupun tema dan bahkan judul bukunya sama, tapi ada sudut pandang yang berbeda yang membuatnya menarik sehingga orang penasaran.
2. Tepat sekali, Bu. Judul juga penentu untuk mengundang orang tertarik membaca bahkan membeli buku kita. Coba Ibu jalan-jalan di blog saya, nanti ada artikel tentang cara menulis judul yang diminati oleh banyak pembaca.
Agus Winarno
Pangkalan Bun, Kalteng
Gelombang 25
Bagaimana Kiat bisa memiliki kemampuan untuk membedah bagian per bagian dari sebuah buku
terima kasih
Mantap, Pak Agus. Terima kasih untuk pertanyaannya. Untuk bisa punya kemampuan tentunya butuh proses ya, Pak. Ibaratnya butuh jam terbang. Semakin banyak kita berlatih maka kita akan semakin mampu. Untuk memiliki kemampuan ini, selain berlatih, Bapak juga bisa membaca-baca buku best seller untuk inspirasi. Dan, jangan lupa ...modulnya dibolak balik ya, Pak. Supaya semakin terbiasa dengan bagian-bagian bukunya. Intinya learning by doing, Pak Agus. Tetap smngt.
Perkenalkan saya ibu There dari Pangkalpinang, sbg peserta dari gelombang 24.
Beberapa hal yg ingin saya tanyakan :
1. Pentingnya anatomi buku, adalah agar buku kita tampak ciamik. Apakah ini sebuah keharusan mengikuti susunan yang ada pada setiap bagiannya ? Atau hanya untuk sebuah kebiasaan saja ?
2. Secara umum, apakah ke-4 bagian anatomi buku tersebut wajib ada ?
3. Apakah perbedaan antara kata pengantar dan prakata ?
4. Sebaiknya, atau pada umumnya, ada berapa bab dari yg harus kita sajikan sebagai inti sari buku kita ?
5. Terakhir, adakah tips untuk membuat isi buku menjadi sistematis dan gampang untuk dipahami ?
Terimakasih mbak Tere
Saya coba jawab ya, Bu.
1. Susunannya memang harus diikuti seperti itu, Bu. Namun bagian per bagian di dalamnya tidak harus semuanya diikuti. Contoh tadi jika menulis buku dari kumpulan resume tidak perlu selengkap menulis buku ilmiah. Bagian indeks, glosarium, bisa diskip.
2. Secara umum betul harus ada.
3. Seperti penjelasan pada modul bahwa kata pengantar ditulis oleh orang lain (bukan penulis buku) bisa oleh pejabat atau tokoh yang relevan. Nanti bukunya Bapak/Ibu bisa diberikan kata pengantar oleh Om Jay sebagai blogger ternama sedangkan untuk prakata ditulis oleh penulis buku sendiri.
4. Agar buku kita menarik dari segi tampilan hendaknya mempunyai punggung buku. Bisa lihat contohnya di modul. Nah, untuk bisa ada punggung buku, biasanya perlu sekitar 140 halaman. Atau bisa spesifik bertanya pada penerbit buku. Karena disesuaikan dengan ukuran bukunya. Untuk jumlah bab, sebaiknya bisa 5 atau 6. Sebenarnya hal ini berdasarkan panduan 5 W + 1 H. Kita menulis buku dengan tujuan memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut.
5. Kuncinya ada pada Outline bukunya, Bu. Jadi tipsnya adalah rumuskan outline sesuai pemandu tadi yaitu 5 W + 1 H agar lebih sistematis dan mudah dipahami.
Selamat Malam, Ibu Tere
Saya Susi, peserta gel 25,
dari Kayu Agung, Sumsel
Menarik sekali uraian malam ini tentang anatomi buku,
apalagi dengan menganalogikan buku sebagai sebuah burger. Tapi, saat ini helaian buku yang begitu eksotis harus bersaing keras dengan laman laman yang ada di internet.
Lalu apa kiat kita, penulis pemula ini untuk menundukkan pembaca agar mau berpaling ke buku, apalagi buku yang ditulis oleh penulis pemula.
Dan, dalam sebuah buku, bagaimana kita menentukan klimaks isi buku yang kita buat, agar berkesan di hati pembaca.
Terima kasih Ibu, atas pencerahannya.
Trm kasih pertanyaannya, Bu Susi. Memang saat ini industri percetakan buku manual bersaing dengan industri buku elektronik/digital. Maraknya gawai turut mengubah keadaan ini. Kalau dulu ketika kita butuh referensi, maka kita harus mengunjungi perpustakaan bahkan membeli buku di toko buku. Sekarang, kita tinggal searching dan browsing di internet. Namun, tenang saja, Bu. Walaupun demikian, kita tetap percaya bahwa buku kita tetap akan laku di pasaran. Apalagi bagi para penikmat buku cetak. Mereka pasti akan mencari buku kita di berbagai toko buku. Kiat bagi kita supaya hal ini terjadi adalah seperti yang tadi saya sampaikan bahwa kita perlu mencari trend topic sekarang untuk bisa tahu kebutuhan pasar. Sekalipun kita penulis pemula, jika kita mampu menulis buku yang sesuai dengan trend pasar, maka buku kita pasti dicari oleh pembaca. Agar buku itu berkesam bagi pembaca tentunya kita harus kenal dulu sasaran buku kita sehingga dalam merancang isi buku pun akan mengacu pada profil pembaca kita. Bisa dilihat dari umur, pendidikan, dan lain-lain.
Salam Bu narasumber Teresia Sri Rahayu
Saya Lati dari gel 26.
Izin bertanya
Pertanyaan sederhana saja
1. untuk daftar pustaka sebuah buku apakah ada ketentuan minimal daftar pustaka tercantum?
Contoh minimal harus 10 sumber daftar pustaka.
2. Apa perbedaan blurb dan sinopsis?
Bagaimana membuat sinopsis menjadi menarik minat pembaca
Terima kasih
Baik, Bu Lati. Trm ksh utk pertanyaannya.
1. Sepengetahuan saya tidak ada ketentuan minimal mengenai jumlahnya. Namun biasanya ada ketentuan terkait masa waktu. Mksdnya daftar pustaka yg diambil biasanya 4 - 5 tahun terakhir atau jangka waktu lainnya. Terutama jika buku ilmiah.
bagaimana membuat sinopsis agar menarik pembaca, sebenarnya yang lebih tepat adalah Blurb yang menarik pembaca. Sinopsis yang baik adalah yang menceritakan keseluruhan isi buku secara ringkas.
Materi anatomi buku tidak akan ada artinya jika kita tidak berani untuk memulai menghasilkan karya sebagai penulis. Oleh karena itu, milikilah mimpi yang besar itu dan beranilah dalam mewujudkannya. Butuh niat, doa, dan usaha. Bukan cukup menguasai materi namun juga harus mampu dalam mengaplikasikannya. Marilah bergandengan tangan, saling membantu dan menyemangati antara sesama kita para blogger. Terus semangat dan yakin pasti bisa.
Wah resumenya mantul paket lengkap...luar biasa. Tetap semangat...
ReplyDeleteWesssst ... Zedeeerrrr .... No three ... Mantap pak Agus ...
ReplyDeleteKalau lupa materi bisa auto jalan2 ke blog pak agus nih. Isi nyo komplit bingit
ReplyDeleteEh tulisannya mantap
ReplyDeleteLengkap pake banget pak
ReplyDelete