Narasumber hebat Ibu E. Nurhasanah, M.Pd.
Moderator Dail Ma'ruf
Jalan-jalan ke pasar baru
Tidak lupa membeli topi
Kita dapat materi baru
Judulnya Gairah menulis puisi
GAIRAH = Keinginan kuat , bersemangat
Gairah menulis artinya ada semangat untuk menulis. Puisi sama dengan ragam sastra yang terikat : irama matra, rima , bahasa, penyusunan larik dan bait. Belajar puisi juga bisa di komunitas belajar menulis dan blogger, belajar puisi telelet, akrostik, atau puisi-puisi lainnya. apa pula itu : irama matra, rima , bahasa, penyusunan larik dan bait.
Puisi bebas, apabila tidak terikat oleh aturan Rima, bait, dan lainnya. Jadi bebas saja mengungkapkan perasaan dalam diksi-diksi yang memukau.
ada dua jenis puisi secara keseluruhannya
contoh puisi
Ada aturan tersendiri untuk pantun ya, karena masuk dalam puisi lama. Misalnya bersajak a-b-a-b, ada Rima juga.
Asam gendis asam gelugur,
kedua asam siang meriang,
mayat menangis di dalam kubur,
teringat badan tidak sembahyang.
ini termasuk Rima tengah dan Rima akhirnya
talibun 5 baris
Gairah menulisnya akan membara, karena biasanya kita saling memberi masukan dan saling koreksi sehingga tanpa disadari kita belajar dan pengetahuan bertambah. Pear teaching-belajara bareng.
Untuk pemula biasanya lebih disukai puisi bebas karena si penulis bebas menuliskan isi hatinya
Selalu Saja Aku Jatuh Cinta Pada-Mu (Venice Rahayu)
Aku telah memanggil-Mu dalam keheningan
Aku menangis
Kubawa ceritaku kehadapan-Mu
Dan Engkau memelukku erat
Malam itu, aku terlelap di pangkuan-Mu
Aku terpukau oleh goresan pena
Anganku melayang inginkan sama
Merenda kata menjadi sebuah makna
Melaju menyatukan diri dalam sebuah komunitas
Untuk mencari sebuah identitas
Sudahkah aku pantas
Meraih gelar penulis ?
Meski tertatih, tak buatku lelah
Apalagi pasrah
Bersama sahabat dalam satu wadah
Torehkan karya agar kelak menjadi sejarah
Menoreh malam sayu diterpa angin
Sejak siang aku asyik dengan bidadari kecilku
Bias bias secercah harapan pertemuan di majlis ilmu
Gairah menulis puisi menggugah nafsuku untuk menanti
Sudut sendu,
Purnama di renggut paksa oleh pagi.
Terpecah dan tiap lengkungannya runtuh.
Pagi menyulut dengan rona angkuh.
Memuntahkan cahaya hingga purnama pucat pasih.
Mendekap mendekap dan terus mendekap.
Hingga purnama terhangati dalam pelukan pagi.
Berbalut ketidak warasan.
Di sanggul oleh kemunafikan.
Purnama menjelma menjadi sepasang kekasih.
Mesra meneguk tiap tegukan kopi yang tersaji di setiap pagi.
Kini purnama terus menyatu.
Menyisakan luka sayatan tanpa ada obat penawar.
Mata yang terus menunggu di sudut malam.
Melihat ke elokan cahayanya hanya bisa terisak tanpa air mata.
Mengalir hanya ke dalam sukma.
Aku bungkam rindu, menua lah dalam luka ku yang belum kunjung sembuh..
Malam penuh gairah
Mendengar Suara merdu
Siapakah gerangan
Membuatku enggan beranjak
LORONG LORONG KEHIDUPAN
Pojok pasar legi
Toko toko masih tertutup rapi
Jalanan lengah sepi
Suara kendaraan tak berbunyi
Orang orang kaya masih dalam mimpi,
Berselimut kain tebal penghangat dir.
Kulangkahkan kaki menuju pasar pagi
Bermodalkan semangat dan harga diri
Menunggu pelanggan yang sudi menggunakan jasaku
Memanggul barang
Rupiah demi rupiah kukumpulkan untuk menyambung hidup
Ketika sang fajar menanpakan diri,
Badanku sudah bermandikan keringat.
Walaupun yang kudapat tak sebanding dengan tenagaku.
Ini yang kubisa lakukan,
Ketrampilan tak kumiliki, apalagi ijazah perguruan tinggi.
Indaryati
Siswa ku
Di pagi yang cerah
Sambil berlari kecil
Ku sambut kedatangan mu
Di madrasah idola kita
Ilmu pengetahuan kau jemput dengan suka cita
Wajah ceria selalu ada
Semangat belajar ada di dada
Menjemput jemput keberhasilan
FATAMORGANA
Kataku itu luar biasa
Namun katamu tu Biasa
Milikku itu istimewa
Milikmu juga istimewa
Bahagia itu apa sesungguhnya
Apakah banyaknya harta
Ataukah kecukupan dengan yang ada
Setiap orang punya arti berbeda
Bahaga itu bagaimana
Apakah terwujudnya semua asa
Ataukah kesyukuran atas apa yang diterima
Sekali lagi setiap kita punya makna yang berbeda
Ham
Aku dan dia
Aku tak kenal dirimu
Tapi engkau mengenalku
Aku tak tahu apa yang harus kuperbuat padamu
Hati ini terpanah olehmu
Tapi mungkin kan itu terjadi
Semuanya ku serahkan pada sang pencipta
Rimiati,
MAN Kota Palangka Raya
Senja mulai merambah
Sang surya mulai rendah
Burung mengepak sayap
tuk pulang
bersandar di parebahan
Waktu sudah teratur
Bagi makhluk yang bersyukur
Sutradara kehidupan maha pengatur
Jangan mengelak untuk bersyukur
Sri Endang P
Yogya
27 Mei 2022
Semburat merah warna senja itu
Matahari siap terbenam
awan pun enggan bergerak
hingga langit tampak bersih
prahara senja terjadi
emosi bocah meluap
tatkala kejailan bersama teman
Kucoba menunggu keraguan itu
harapku tak kan terjadi
Namun
yang kuinginkan tak kunjung ada
belaian sayang
nasehat bijak
kata-kata bujukan indah
tiada tampak olehku
wajah muram lagi dingin
mulut bungkan
diam membisu
tatapan mata tiada arti
sedih kumelihat
Apakah tanda cinta
apakah tanda sayang
aku sungguh takut
keraguanku terjadi
Hati tetap harus kuat
Kupasrahkan smua pada Illahi
Semoga slalu dilindungiNya
Elen Pakpahan
Kab. Bogor
27 Mei 2022
Hatiku tak sedang bergairah
Tulang-tulangku terasa patah
Badanku merasa lelah
Karena hariku menghadapi beberapa masalah
Tuhan, bantu aku
Topik pertemuan malam ini kesukaanku
Tetapi mengapa
Nyaliku untuk fokus entah di mana
Semoga galau ini tak berlanjut
Kuambil minuman penghangat perut
Sesekali kakiku kuurut
Berharap jiwa dan raga jadi penurut
Puisi Rinduku
Oleh Arofiah Afifi
Banyak kata yang tak sanggup diuraikan lisan,
Berjuta rasa tak sanggup terungkap dalam ucapan,
Selaksa rindu dan sendu berpadu,
menyatu pada aksara,
tanpa jeda.
Aku ingin menggapai berjuta asa,
teriakkan menggema dalam dada.
Mencipta cita menuju cinta.
Merajut kisah penuh kasih asmara
Ribuan asa bermuara
Pada cahaya yang jauh di sana
Kasih, ku nanti dirimu pada ujung senja,
merona jingga.
Cinta.
Ku ukir namamu pada batu karang yang tak goyah diterjang gelombang.
Rindu.
Ku sebut namamu dalam untaian doa.
Menuju Arasy NYA.
Wahai cahayaku,
bilakah tiba masa kita bersua ?
Ribuan abjad tanpa jeda,
ku toreh pada selaksa embun pagi.
Ungkapan jiwa dan isi hati
Wahai cakrawlaaku
Ribuan bintang bercengkrama kubisikkan namamu
Ber arak awan putih kititipkan rinduku untukmu
Wahai rinai,
grangan sampaikan tetesan ribuan rinduku
Pada cahaya yang begitu indah menghias relung jiwaku.
RASA
Aku takut sepi
Aku takut sunyi
Aku takut senyap
Aku takut gelap
Sepi selalu memelukku
Sunyi selalu mendekapku
Senyap selalu menghampiriku
Gelap selalu menemaniku
Aku sesak dipeluk sepi.
Aku gerah didekap sunyi
Aku jenuh bertemu senyap
Aku enggan ditemani gelap
Sepi melelahkan ragaku
Sunyi mencekam jiwaku
Senyap meretas gairahku
Gelap menghadang impianku
Ku harap rasa ini berlalu
Biarlah keceriaan memelukku
Kegembiraan mendekapku
Keramaian menjumpaiku
Cahaya terang selalu bersamaku
Putri kecilku
Kau ingatkan daku
Kau buat diri terharu
Kala aku sakit
Kau selalu bangkit
Tingkahmu yang lucu
Padamkan amarahku
Kaulah secercah harapan
Remukkan sebuah penderitaan
Rindu
Oktavia Hadianingsih
Palangka Raya
Rasa ini entah mengapa datang menggebu-gebu
Ingin hati memelukmu nan sedang pilu
Namun apa daya jarak dan waktu membelenggu
Doaku dari jauh memeluk hatimu
Untukmu anakku yang selalu kurindu
JANGAN MENGHINDAR
By. Theresia - Pangkalpinang
Mengagumimu sang mentari
yang memberi kehangatan namun mengapa kita menghindarinya dengan bertopi?
Kita menantikan turunnya hujan yang menyuburkan dan menyegarkan namun mengapa kita berlindung darinya dengan berpayung?
Kita mengharapkan hembusan angin yang membawa kesejukan namun mengapa kita justru bersembunyi di balik jaket yang tebal?
Rahmat Allah tercurah bagi kita seperti air hujan yang menyuburkan, seperti sinar mentari yang menghangatkan dan seperti hembusan angin yang meneduhkan hati.
Namun kita sering lari menghindar dan bersembunyi dariNya.
Bukan Tuhan yang tidak sayang dan memerhatikan hidup kita, bukan Tuhan TIDAK mendengarkan doa kita, bukan Tuhan yg TIDAK memberkati kita,
tetapi kita sendiri yang sering menghindar dariNya.
Kita sendiri yg menolak pemberian Tuhan karena kita terkurung oleh banyak keinginan ego kita.
Kita sendiri yg sering menjauh dari Tuhan dan diam diam membangun jalan hidup sendiri.
Kita juga yg sering melepaskan diri dari tuntunan TanganNya, sehingga kita jatuh dan tersesat.
Sobat,
Berdirilah di hadapan Tuhan dalam keterbukaan, nikmati sinar kasihNya menghangatkan hidupmu yang beku. Biarkan Ia menyegarkan dan menyuburkan hidupmu dengan siraman kasihNya. Biarkan pula Dia melingkupimu dengan semilir angin pengampunan yang menenangkan dan mendamaikan.
Pegang erat tanganNya. Semakin kita merasa lemah, semakin kita butuh kekuatanNya. Kalau dlm kelemahan kita malahan menghindar dan jauh dariNya, kita akan makin terpuruk dlm kelemahan dan ketakberdayaan diri kita.
Ibu
Wanita yang agung nan mulia
Sungguh hebat engkau
Lapang dada sifatmu
Tanpa pamrih
pengorbananmu
Demi anakmu tersayang
Tangismu sedihku
Senyummu semangatku
Ridlomu keberhasilanku
Restumu kedamaianku
Kaum hawa yang mulia
Jasamu terukir indah dalam jiwaku
Kasihmu kasihku
Sayangmu sayangmu
Terpaku pada masa lalu
Enak dirasa kasih beribu
Sekarang masa sudah berlalu
Relung kalbu semakin terngungu.
Ah, kemana ku kan mengadu
Mengharap kasihan pada pilu
Hanya terpikir pada Yang Satu
Ampunan dan rahmat-Mu
Selalu ku tunggu
Biarkan aku terngungu
Dihadapan yang maha Syahdu
Kalbuku berharap hanya pada- Mu
Ya rabb, engkaulah yang mahatahu.
RAUT SENJA DI BUMI RIAU
Karya : Ai Sumarni
Andai matahari merapat ke haribaannya
Indahnya alam menyapa dunia
Menepis sanubari pilu luruhkan luka
Lembayung menghalau gundah gulana
Raut senja tersenyum bahagia
Menghiasi Bumi Riau mempesona
Andai bulan tenggelam di lautan bintang
Cahayanya memudar seakan bilang
Tak peduli jika ada yang hilang
Kami kan selalu terus berjuang
Pesona Riau nan indah dipandang
Dalam genggaman masa gemilang
Andai mentari pagi tiba berseri
kan kuukir sebuah prestasi
Emban tugas untuk mengabdi
Balas jasa pada tuan negeri
Tak kenal lelah kurajut janji
Bangun persada Riau kekal lestari
Andai matahari mengukir hari
seberkas cahaya menyinari sanubari
Menerangi hamparan bumi bestari
Bumi lancang kuning tempatku berdiri
Kan kuraih mimpi sepanjang hari
Merangkai asaku tuk temukan jati diri
Andai senja berselimut lembayung
Semilir angin berbisik membuatku merenung
Tekenang nasehat ibunda di kampung
Di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung
Meski jauh dari ibu dan ayah kandung
Hanya kepada Allah tempatku berlindung
Andai malam berhiaskan cahaya rembulan
menerangi kelamnya kalbu sang pencari cuan
Menghantarkan impian dan harapan jadi kenyataan
Walaupun diri tak lepas dari keterbatasan
Takkan kenal lelah menata masa depan
Menuju kehidupan penuh keberkahan
Deburan Ombak
Sri Endang P
Yogya Selatan
27 Mei 2022
Tatkala senyapnya malam
Deburan ombak terdengar jelas
walau jarak pantai nan jauh
Miris hati ini mendengarnya
Nyali menjadi ciut
Merasakan diri sangat kecil
Tak mampu segalanya
Tanpa kuasa Sang Ilahi
Tetes-tetes air mata
Kian lama semakin menderas
Sesalkan semua yang telah berlalu
Kini tobat yang harus dilakukan
Berjanji untuk berjalan lurus
Seperti ajaran dan perintahNya
UANG
By. Theresia - Pangkalpinang
Semua butuh uang, tapi bukan uang yg mencipta dan mengatur manusia. Manusialah yg mencipta dan seharusnya mengatur uang.
Dengan uang kamu dapat membeli buku tetapi tidak dapat membeli pengetahuan.
Dengan uang kamu dapat membeli darah dan berobat namun tidak dapat membeli kehidupan.
Dengan uang kamu dapat membeli jabatan atau kekuasaan namun tdk dapat membeli kehormatan.
Dengan uang kamu dapat menyenangkan banyak orang namun tidak dapat membeli cinta mereka.
Dengan uang kamu dapat membangun rumah tangga, namun tidak akan dapat menjamin kebahagiaan keluargamu.
Dengan uang kamu dapat membeli banyak jam, tapi tidak dapat membeli waktu dalam hidupmu.
Dengan uang kamu dapat membangun tempat ibadah, namun bukan ibadah dan imanmu.
Uang memang penting tetapi bukanlah segalanya.
Masih banyak hal yang bisa diraih tanpa uang.
Jika sekarang dirimu punya banyak uang, gunakanlah untuk hal terpenting.
Kalau dirimu sedang tidak punya uang, jangan risau karena siapa tau dirimu justru lebih kaya dari orang yg punya banyak uang
Berharap pada Yang Satu
Karya: Misdawati
Terpaku pada masa lalu
Enak dirasa kasih beribu
Sekarang masa sudah berlalu
Relung kalbu semakin terngungu.
Ah, kemana ku kan mengadu
Mengharap kasihan pada pilu
Hanya terpikir pada Yang Satu
Ampunan dan rahmat-Mu
Selalu ku tunggu
Biarkan aku terngungu
Dihadapan yang maha Syahdu
Kalbuku berharap hanya pada- Mu
Ya rabb, engkaulah yang mahatahu.
Dalam puisi juga kita harus memperhatikan penggunaan bahasa dan tanda baca juga ya. Misalnya menuliskan ku yang disambung dg kata kerja, maka harus disambung nulisnya semisal *kumencinta tanpa tapi*
Pahlawanku
Agus Winarno
Pangkalan Bun, Kalteng
Wahai pahlawan..
Kau sangat berjasa bagi negeri ini
Panas hujan badai kau lalui
Tiada henti memperjuangkan negeri ini
Untuk sebuah kemerdekaan
Wahai pahlawan..
Dengen berani dan gigih
Kau berjuang demi negeri ini
Kau rela berkorban demi negeri ini
Tak peduli apapun yang terjadi
Walau pilihan antara hidup dan mati
Kau taruhkan nyawa demi negeri
Kau rela mati demi negeri
Perjuangan negeri ini
Akan selalu melekat di hati kami
Oh pahlawanku
Kau sekarang telah tiada
Hanya dari foto yang bisa kami liat
Tapi ingat
Perjuanganmu akan selalu kami kenang
SATU HAL SAJA
Satu hal saja, dapat mengubah hidup kita dan orang lain.
Satu senyum mampu meluluhkan permusuhan.
Satu kebencian mampu meracuni diri seumur hidup.
Satu dusta dapat menghancurkan kepercayaan.
Satu cinta mampu menghasilkan pohon perdamaian.
Satu doa mampu menjadi mukjizat dalam hidup.
Satu saja kata maaf, mampu memadamkan api amarah.
Satu saja benci dalam hati, akan menggerogoti kebahagiaanmu.
Satu tindakan saja, dapat mengubah dunia.
Satu keputusasaan cukup untuk mematikan semua harapan dan semangat.
Satu sahabat baik yang kau miliki, cukup untuk memenuhi kekosongan hidupmu.
Cukup satu keputusan, untuk mengubah hidup bahkan menghancurkannya.
Walau hanya satu hal, namun pikirkan dahulu satu hal yang akan engkau berikan dari hidupmu bagi dunia ini,
Satu hal yg baik atau yg buruk? Keduanya akan mengubah dirimu dan sesamamu.
Cinta
Tolitoli 27 Mei 2022
By Rosweni
Berat rasanya meninggalkanmu dan mustahil bagiku untuk dapat melupakanmu.
laksana embun pagi yang harus rela menyingkir karena hadirnya mentari pagi.
Maafkan diriku,
semua ini kulakukan demi cinta dan cita-cita.
Kawan
Karya Nurkhotijah
Tiada kira,tiada rasa terakhir kita berjumpa
Kemarin kita bersua,berkata,bercanda
Kini kau telah tiada untuk selamanya
Rasa perih didada
Rasa tak percaya
Rasa tak kuasa
Hanya untaian doa
Hilangkan kesedihan didada
Ikhlaskan jiwa,bertemu di Syurga-Nya
Melepas mu dalam Kenang Terindah
Anganku melayang
Terbawa lamunan nan jauh ke sukma
Menebar harum dalam setiap makna.
Berawal dari goresan kata, mengalir menjadi bait bait rasa
Dari sebuah titik menjelma garis yang berlalu lalang
Sebuah jumpa menjadi kebersamaan
Lebih tepatnya menjelma keakraban.
Kini terucap salam perpisahan
Lajur kehidupan ditakdirkan berputar
Lintasan ada dan tiada, timbul dan tenggelam
Begitu pula alur cerita ini perjumpaan dan perpisahan.
Saat-saat langkah terayun menjauh
Jarak kitapun semakin membentang
Akankah semuanya tinggal kenangan
Atau hanyut terbawa gelombang
Bahkan sirna terkubur oleh waktu.
Kini, hatiku tergores kesedihan
Ketika terucap salam perpisahan
Mungkin airmata ini tak jatuh berlinang
Tapi bukan berarti suatu kerelaan.
Sobat..
Dalam hatiku, akan tetap membekas suatu kenangan
Ruang dan waktu kita memang beda
Bukan berarti rasa tak boleh sama
Kini..
Aku tenggelam dalam sepi
Rinaimu jatuh satu persatu dikubangan senyap
Cahyamu bisa kulihat, bukan dengan mata
Tapi dengan rindu yang kian sekarat.
Sobat,
Kini kau semakin jauh
Hanya doa yang kurapal di ujung langit
Hingga melebur menjadi angin
Meskipun engkau selalu
Menjadi sebuah rinduku.
Ibu
Elmi Riau
Ibu...engkau adalah lenteraku
Disetiap saat engkau selalu ada untuk ku
Dari kecil engkau selalu memanjakan ku
Tapi kini engkau telah pergi
Serasa bumi terasa hampa
Gairah hidup pun makin mereda
Karena engkau sudah tiada
Yang ku pandang kini hanya pusara
Takzim Rindu buat Ayah
(Venice Rahayu)
Seorang anak perempuan berceloteh tentang rindu dan harapan
Aku menemukannya dan mencatatnya dengan segala debar
Hujan menggiring narasi malam itu
"Warisan terbesar seorang Ayah adalah membuat anak-anak menjadi bahagia dan berharga."
Aku menunduk dan mengemasnya dalam-dalam
Lalu, Ayah memancangkan tiang-tiang asa agar langkah itu sampai pada bianglala
Yogyakarta
Bermalam di Yogyakarta
Membuat hatiku lega
Kotanya para mantan
Yang ada di hadapan
BALUTAN PENA
Oleh: Aam Nurhasanah
Malam ini aku terpana
Ribuan diksi terlontar begitu saja
Para serdadu yang giat berlomba
Mengurai diksi menjadi bermakna
Serdadu berjalan di garda terdepan
Membawa ribu keping harapan
Merajut mimpi jadi penulis sejati
Menenun kata pucuk aksara
Bagaimana rasa ini tidaklah nyata
Serdadu bergema, menjerit!!!
Berlari tiada henti
Menepis keraguan dalam sukma
Mari menari dalam balutan pena.
DOA UNTUK AYAH
Karya : Syafrina
Labuah Panjang Solok, 14 Oktober 2021
Di keheningan malam ku terbangun
Bermunajat kehadirat-Nya Deraian air mata mengiringi basuhan wudlu
Untaian doa di hati yang menggebu.
Ayah sungguh aku merindukan mu
Di sudut belantara kita ukir cerita
Di sebuah gubuk kita berbagi suka
Di panurunan indah merajut asa
Di hamparan sajadah ku menyembah
Dalam tahajud kubersujud.
Memohon doa pada Ilahi Rabbi
Doa yang tiada putus Terus-menerus.
Damailah ayah di sana
Kuberharap keridhoan-Nya
Untuk ayah selalu terkirim doa
Semoga ayah masuk syurga.
Ya Allah
Haramkanlah neraka menyentuh ayahku tempatkanlah beliau di Firdaus-Mu yang hakiki.
Allahumma firlahu warhamhu wa 'at ini wa fuanhu
Malam Berbalut Ilusi
Jakarta, 27 Mei 2022 21.00
*
Malam menyapa riak kemelut
Mata meradang kian memerah
Ketika ragu senyam mendekap
Terpana dalam embusan semilir
*
Rangkaian memori terkesan manis
Hati penuh tanya tanpa jawaban
Lirik kerinduan mengalun merdu
Mengetuk dinding gelora ‘tuk bangkit
*
Adakah bayangmu mengorek bejana sukma?
Adakah makna angan tersirat tentang hadirmu?
Adakah mimpi indah melabuhkan harapan ?
Akankah tirai hatimu tersibak untaian doa?
*
Sejenak angan berkelana ke sudut langit
Terperangah menatap senyum rembulan
Di balik etalase logika terdengar suara lembut
Menggiring kaki menuju ruang penuh ilusi
*
Sesi Tanya Jawab
Nama: Atin Mintarsih
Domisili: Serang Banten
Gelombang :26
No HP:087871396822
Bunda izin bertanya untuk puisi dan sajak apakah sama saja bun? Terus bagaimana ya caranya agar puisi yang kita buat itu ada rasanya, ada jiwanya ? Soalnya setiap buat puisi rasanya hambar kaya kurang kemestri gitu bun 😁terimakasih sebelumnya
Mari kita tetap menjaga gairah untuk tetap belajar dan belajar juga agar menjadi penulis hebat ada 3M yakni menulis, menulis, menulis.
masih terus belajar
ReplyDeleteMantul pak puisinya indah tulisannya jg keren
ReplyDeletePak agus super bgt..
ReplyDeleteLuar biasa pak
ReplyDeleteKereen pak bagus
ReplyDeleteMasya Allah resumex lengkap pak
ReplyDeleteIndah cepet banget, top
ReplyDeleteAda puisi kita semua👍🏻🙏🏻
ReplyDeleteResumenya lengkap Pak, terima kasih, ada puisi saya juga
ReplyDelete